Ada kalanya pemilik taman lebih suka bila tamannya di tanamani dengan tanaman buah. Secara konsep dan fungsi sama sekali tidak ada masalah. Semua sah-sah saja sepanjang pemiliknya menginginkan, walau secara estetika hal tersebut perlu didiskusikan dan diatur penempatannya yang paling pas.
Bila Anda adalah salah satu yang ingin menanam tanaman buah di area taman Anda, pada ulasan kali ini kami ingin mengedepankan tentang Pohon Buah Mangga. Sebelum menanam pohon mangga di taman, tidak ada salahnya kalau kita mengetahui dan mengenal lebih dekat dengan tanaman mangga ini.
Tanaman mangga tumbuh baik pada ketinggian 50-300 m dpl pada lapisan tanah tebal dan struktur tanah remah dan berbutir-butir. Ada banyak varietas mangga yang sudah dikenal sekarang ini; Golek, Arumanis, Chokanan, Irwin, Manalagi, dan banyak lagi.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui mengenai pohon Mangga (sumber: http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-mangga.html)
Persiapan Lahan
Lubang
tanam dibuat 1-2 bulan sebelum tanam,ukuran 1 m x 1m x 1 m dan jarak
tanam 6 m x 8 m. Dua minggu sebelum pelaksanaan tanam, tanah galian
dimasukkan kembali ke dalam lubang tanam dengan campur pupuk kandang
dengan perbandingan 1 : 1. Akan lebih optimal siram SUPERNASA (0,5 sdm /
+ 5 lt air/pohon).
Penanaman
Penanaman di
awal musim hujan. Sebelum bibit ditanam kantong plastik dilepas.
Kedalaman tanam + 15-20 cm diatas leher akar dan tanah disekitar tanaman
ditekan ke arah tanaman agar tidak roboh. Tanaman diberi naungan dengan
posisi miring ke barat dan selanjutnya dikurangi sedikit demi sedikit.
Pemupukan
Pupuk Kandang (PK) diberikan 1 kali pada awal musim hujan. Caranya
dibenamkan disekitar pohon selebar tajuk tanaman atau menggali lubang
pada sisi tanaman. Mangga umur 1 - 5 tahun diberi 30 kg PK, umur 6 - 15
tahun diberi 60 kg PK. Akan lebih optimal jika ditambahkan ~ ~ SUPERNASA
atau jika pupuk kandang sulit dapat digunakan SUPERNASA dengan dosis :
- Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman.
-
Alternatif 2 : 1 botol SUPER NASA encerkan dalam 2 lt (2000 ml) air
jadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 lt air diberi 20 ml larutan
induk tadi untuk menyiram per pohon.
~ Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 - 4 bulan sekali.
~
Penyemprotan POC NASA (4-5 ttp/tangki) atau lebih optimal POC NASA (3-4
ttp) + HORMONIK (1 ttp ) per tangki setiap 1 - 3 bulan sekali.
~ Pupuk NPK 2 kali setahun di awal (Nopember - Desember), akhir musim hujan (April - Mei) dosis sbb:
Umur (th) | PK
(kg) | Dosis Pupuk Makro (KG/Pohon) |
ZA | TSP | KCl |
1 – 3 | 20 – 30 | 0.5 – 1 | 0.25-0.5 | 0.25-0.5 |
4 - 6 | 30 – 40 | 1 – 2 | 0.5 – 1 | 0.5 – 1 |
7 – 10 | 50 – 60 | 2 – 3 | 1 – 1.5 | 1 – 1.5 |
> 10 | 50 – 60 | 3 – 4 | 1.5 – 2 | 1.5 – 2 |
Pemangkasan
Pangkas Bentuk (3 tahap) :
Tahap
I : umur 1 tahun setelah tanam pada musim hujan dengan memotong batang
setinggi 50 - 60 cm dari permukaan tanah dan pemotongan di atas bidang
sambungan. Dari cabang yang tumbuh dipelihara 3 cabang yang arahnya
menyebar.
Tahap II : pemangkasan dilakukan pada ketiga cabang yang
tumbuh tersebut setelah berumur 2 tahun, caranya menyisakan 1 - 2
ruas/pupus. Tunas yang tumbuh pada masing-masing cabang dipelihara 3
tunas. Jika lebih dibuang. Tahapan pemangkasan tersebut akan diperoleh
pohon dengan rumus cabang 1- 3 - 9.
Tahap III : umur 3 tahun, cara sama seperti tahap II, tetapi tunas yang tumbuh dipelihara semua untuk produksi.
Pangkas Produksi
Pemangkasan
ini untuk memelihara tanaman dengan memotong cabang mati / kering,
cabang yang tumbuh ke dalam dan ke bawah serta cabang air yaitu cabang
muda yang tidak akan menghasilkan buah. Pemangkasan produksi
dilaksanakan segera setelah panen.
Pendangiran
Dilakukan
2 kali dalam setahun pada awal dan akhir musim hujan, dengan membalik
tanah (pembumbunan) di sekitar kaca tanaman agar patogen yang ada dalam
tanah mati.
Mulching (Mulsa)
Pemberian mulsa di akhir musim hujan, menggunakan jerami / sisa-sisa bekas pangkasan / tanaman sela.
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma dilakukan minimal 3 kali setahun.
Induksi Bunga
Untuk
merangsang pembungaan digunakan Pupuk Organik Padat SUPER NASA dengan
dosis 1-2 sendok/pohon dicampur 10 liter air disiramkan secara merata di
bawah kanopi pohon setelah pupus kedua ( Februari-Maret) dan disemprot
POC NASA (3-4 ttp/tangki) + HORMONIK (1 ttp) per tangki.
Pengelolaan Bunga dan Buah
Pengelolaan
bunga dan buah dilakukan 4 kali, pada saat bud break, bud elongation,
mango size (kacang hijau) dan marble size (jagung). Pupuk yang digunakan
:
1. Monokalsium Phospat ( MKP ) diberikan sebelum muncul tunas baru
atau bud break dan pada saat bud break atau bud elongation (dosis 2,5
gr/liter).
2. POC NASA diberikan saat bud break, bud elongation, (dosis 4-5 tutup/tangki).
3. POC NASA (3-4 ttp) + HORMONIK (1 ttp) per tangki diberikan pada saat mango size dan marble size.
Hama dan Penyakit
a. Tip Borer, Clumetia transversa
Ulat
ini menggerek pucuk yang masih muda (flush) dan malai bunga dengan
mengebor/menggerek tunas atau malai menuju ke bawah. Tunas daun atau
malai bunga menjadi layu, kering akibatnya rusak dan transportasi unsur
hara terhenti kemudian mati. Pengendalian; cabang tunas terinfeksi
dipotong lalu dibakar, pendangiran untuk mematikan pupa, penyemprotan
dengan PESTONA.
b. Thrips ( Scirtothrips dorsalis )
Hama
ini sering disebut thrips bergaris merah karena pada segment perut yang
pertama terdapat suatu garis merah. Hama ini selain menyerang daun muda
juga bunga dengan menusuk dan menghisap cairan dari epidermis daun dan
buah. Tempat tusukan bisa menjadi sumber penyakit. Daun kelihatan
seperti terbakar, warna coklat dan menggelinting. Apabila bunga
diketok-ketok dengan tangan dan dibawahnya ditaruh alas dengan kertas
putih akan terlihat banyak thrips yang jatuh. Pengendalian : tunas muda
terserang dipotong lalu dibakar, tangkap dengan perangkap warna kuning,
pemangkasan teratur, penyemprotan dengan BVR atau PESTONA
c. Ulat Phylotroctis sp.
Warna
sedikit coklat (beda dengan Clumetia sp. yang warnanya hijau) sering
menggerek pangkal calon malai bunga. Telur Phyloctroctis sp. menetas dan
dewasa menyerang tangkai buah muda (pentil). Buah muda gugur karena
lapisan absisi pada tangkai buah bernanah kehitaman. Aktif pada malam
hari. Pengendalian dengan PESTONA.
d. Seed Borer, Noorda albizonalis
Hama
ini menggerek buah pada bagian ujung atau tengah dan umumnya
meninggalkan bekas kotoran dan sering menyebabkan buah pecah. Ulat ini
langsung menggerek biji buah akibatnya buah busuk dan jatuh. Berbeda
dengan Black Borer yang menggerek buah pada bagian pangkal buah. Lubang
gerekan dapat sebagai sumber penyakit. Pengendalian : pembungkusan buah,
kumpulkan buah terserang lalu dibakar, semprot dengan PESTONA.
e. Wereng mangga ( Idiocerus sp.)
Serangan
terjadi saat malai bunga stadia bud elongation. Nimfa dan wereng dewasa
menyerang secara bersamaan dengan menghisap cairan pada bunga, sehingga
kering, penyerbukan dan pembentukan buah terganggu kemudian mati.
Serangan parah terjadi jika didukung cuaca panas yang lembab. Hama ini
dapat mengundang tumbuh dan berkembangnya penyakit embun jelaga (sooty
mold) dengan dikeluarkan embun madu dari wereng yang dapat menyebabkan
phytotoxic pada tunas, daun dan bunga. Pengendalian : pengasapan,
penyemprotan BVR/PESTONA sebelum bunga mekar/pada sore hari.
f. Lalat Buah ( Bractocera dorsalis )
Buah
yang terserang mula-mula tampak titik hitam, di sekitar titik menjadi
kuning, buah busuk serta terjadi perkembangan larva. Bersifat agravator
yaitu memungkinkan serangan hama sekunder (Drosophilla sp.), jamur dan
bakteri. Pengendalian : pembungkusan buah , pemasangan perangkap lalat
buah.
g. Penyakit Antraknose (Colletotrichum sp.)
Terjadi
bintik-bintik hitam pada flush, daun, malai dan buah. Serangan
menghebat jika terlalu lembab, banyak awan, hujan waktu masa berbunga
dan waktu malam hari timbul embun yang banyak. Apabila bunganya
terserang maka seluruh panenan akan gagal karena bunga menjadi rontok.
Pengendalian : pemangkasan, penanaman jangan terlalu rapat, bagian
tanaman terserang dikumpulkan dan dibakar.
h. Penyakit Recife, Diplodia recifensis
Penyakit
ini disebut juga Blendok, vektor penyakit ini adalah kumbang Xyleborus
affinis. Kumbang ini membuat terowongan di batang/cabang kemudian dan
cendawan Diplodia masuk ke dalam terowongan. Di luar tempat kumbang
menggerek akan keluar blendok (getah). Penyakit mangga lainnya seperti
embun jelaga (jamur Meliola mangiferae), kudis/scab (Elsinoe
mangiferae), bercak karat merah (ganggang Cephaleuros sp.)
Catatan
: Jika Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum
mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia sesuai anjuran. Agar
penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan
tambahkan Perekat Perata AERO 810 dosis + 5 ml (0,5 tutup)per tangki.
Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien
dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki
Panen dan Pasca Panen
Panen
dilakukan pada umur + 97 hari setelah bunga mekar, buah berbedak, dan
pada jam 09.00 - 16.00 WIB dengan menyisakan tangkai buah sekitar 0,5 - 1
cm.
Editor | Jasa Taman | Agro Gemilang |