Nama bunga Camelia kerap dipakai sebagai
nama seorang gadis. Secara umum bunga Camelia berukuran besar setelapak tangan
orang dewasa. Mahkota bunganya menumpuk (overlapping) seperti mawar, serta baunya
yang harum semerbak.
Camelia (Camellia japonica) tumbuhan asli
di daratan Cina. Bunga ini termasuk dalam keluarga theaceae atau teh-tehan.
Pada tahun 1200 SM, Camelia sudah dinobatkan sebagai bunga keabadian dan
kesetiaan. Camelia merah melambangkan keagungan yang hakiki. Sedangkan Camelia
putih melambangkan cinta yang abadi. Bunga ini diintroduksi ke Amerika,
tepatnya di Charleston, Carolina Selatan pada tahun 1786.
Di daerah yang berhawa dingin, ia tumbuh
bergerombol membentuk rumpun. Tinggi tanaman bisa mencapai 6 m, tetapi sudah
bisa berbunga ketika tanaman setinggi 12 cm. Daunnya memanjang dengan permukaan
mengkilap.
Sebagai tanaman lansekap, bunga ini sudah
popular sejak 200 tahun silam. Di Indonesia bunga Camelia difungsikan sebagai
tanaman dasar, tanaman aksen, background dan border.
Walaupun kalah pamor dengan bunga mawar,
beberapa kolektor menyukai tanaman ini, bahkan sampai berburu hingga ke luar
negeri.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman ini tidaklah rumit.
Pada awal penanaman, Camelia disiram tiap hari, karena bunga ini tidak tahan
kekeringan. Selain disiram, pemupukan rutin dilakukan dengan menggunakan pupuk
NPK yang berimbang. Diberikan dua minggu sekali. Untuk tanaman setinggi 2 meter
dan diameter rumpun 20 cm, segenggam pupuk, jika pupuk dasar (pupuk kandang)
masih banyak. Kalau pupuk kandang sudah habis, maka perlu penambahan pupuk
kandang. Pupuk daun bisa ditambahkan dua minggu sekali. Tapi lebih bagus
menggunakan pupuk slow release, karena bisa bertahan lebih lama. Cara aplikasinya
cukup ditaburkan di atas permukaan tanah.
Tanaman Camelia butuh pemangkasan yang
rutin. Terutama untuk tanaman lansekap, karena diharapkan tanaman ini tampil
menawan. Pemangkasan yang tepat dilakukan pada saat akhir musim kemarau.
Sehingga pada musim penghujan akan tumbuh tunas-tunas baru. Pemangkasan ini
juga berguna untuk merangsang munculnya bunga. Jika pada akhir musim kemarau
dipangkas, maka pada peralihan musim akan muncul banyak bunga.
Karena tanaman ini suka di daerah yang
berhawa dingin dan lembab, maka hama yang sering menyerang adalah siput. Siput
memakan daun muda dan bunga.Bahkan kulit batangpun digerogoti. Pengendalian
hama siput ini bisa secara manual. Siput ini akan muncul saat pagi hari dan
petang. Selain siput , hama ulat sering menyerang tanaman ini.
Perkembangbiakan
Di Negara yang mempunyai 4 musim seperti
di Eropa dan Amerika, perkembangbiakan Camelia bisa dilakukan secara generatif
dan vegetatif. Dengan teknik secara generatif dimungkinkan dapat menghasilkan
hybrid baru bunga Camelia yang lebih variatif dan beragam dari hasil
persilangan tersebut. Akan tetapi di Indonesia sulit dilakukan. Sementara saat
ini yang biasa dilakukan adalah teknik cangkok dan sambung pucuk. Dengan cara
mencangkok, sekitar 3 bulan akar akan keluar. Dua bulan berikutnya bisa ditanam
dalam polybag atau langsung ditanam di tanah Berdasarkan kalender musim,
penanaman Camelia dikerjakan pada bulan November hingga Februari, yaitu saat
ada hujan,sehingga banyak air dan matahari yang tidak begitu terik.
Grafting atau sambung pucuk, sering
dilakukan di luar negeri. Yaitu untuk menambah variasi bunga dalam satu pohon.
Di Indonesia, teknik ini sangat bermanfaat terutama untuk menambah koleksi.
Caranya, batang atas diambil dari Camelia yang kita inginkan. Sementara batang bawah
dari tanaman lama yang sudah ada. Dari hasil sambung pucuk ini akan muncul
bunga yang kita inginkan tadi.
Sumber: Flona, edisi Maret 2006